Friday 13 November 2015

Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq Dalam Fastabiqul Khoirot

Pernah dengar istilah ‘fastabiqul khoirot’, kan? fastabiqul khoirot merupakan  perintah berlomba-lomba dalam kebaikan untuk kita para muslim. Kalau kita melihat sejarah Islam, banyak tokoh yang mencontohkan semangat berlomba soal ibadah dalam keseharian mereka. Semangat beribadah tinggi dalam perintah ‘berlomba-lomba dalam kebaikan’ nyata salah satunya ditunjukkan sahabat sekaligus Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq dalam kesehariannya.
Selain terkenal sebagai sahabat yang pertama kali mempercayai kerasulan Rasulullah Muhammad SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah sahabat yang memiliki kualitas ibadah dengan semangat tingkat tinggi. Salah satunya dengan nominal harta yang diinfakkan ke Baitul Mal. Dalam keadaan perekonomian Islam yang saat itu belum ‘makmur’, Abu Bakar Ash Shiddiq rela menginfakkan seluruh hartanya untuk agama. Saat ditanya harta apa yang ia miliki dan ia tinggalkan untuk keluarganya, jawabnya, “Aku meninggalkan Allah SWT bersama keluargaku.”
Menganai semangat berlomba dalam kebaikan ini, Abdurrahman, salah satu putra Abu Bakar Ash Shiddiq, pernah bercerita tentang semangat ibadah ayahnya dalam suatu riwayat. Saat itu para sahabat baru saja usai melaksanakan ibadah sholat subuh berjamaah ketika Rasulullah Muhammad SAW memulai ‘sidak’ (inspeksi mendadak) tentang ibadah para sahabat.
Abdurrahman bercerita, “Pada suatu ketika usai melaksanakan shalat subuh, Rasulullah SAW tiba-tiba mengarahkan pandangannya ke arah para sahabatnya seraya mengatakan, “Adakah di antara kalian yang hari ini berpuasa?”
Umar bin Khathab ra menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak berniat untuk puasa pada hari ini, sehingga di pagi ini aku tidak berpuasa.”
Lalu Abu Bakar Ash Shiddiq berkata, “Aku berpuasa wahai Rasulullah, sebab sejak semalam aku telah berniat puasa, sehingga di pagi ini aku pun berpuasa.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam kemudian bertanya kembali, “Adakah salah satu dari kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”
Para sahabat berpikir sejenak sebab saat itu masih dini hari dan sebagian besar dari mereka baru melakukan ibadah sholat subuh bersama di masjid itu. Salah seorang di antara mereka pun berkata, “Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini. Lantas bagaimana kami bisa menjenguk orang sakit?”
Tetapi Abu Bakar Ash Shiddiq menjawab berlainan, “Telah sampai kabar padaku bahwa saudaraku Abdurrahman bin Auf sedang mengeluhkan sakit yang dialaminya, sehingga dalam perjalananku ke arah masjid ini aku telah menyempatkan diri menjenguknya.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam melanjutkan ‘survei ibadah’-nya pagi itu, “Adakah salah satu dari kalian yang hari ini ia bershadaqah?”
Sahabat Umar  ra menjawab, “Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih berada di sini.” Panjangnya hari yang dimulai dari sholat malam hingga sholat subuh saat itu tentu belum memungkinkan banyak sahabat untuk melakukan cukup banyak ibadah.
Tetapi sekali lagi Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki jawaban berbeda. Ia berkata, “Saat aku memasuki masjid, aku melihat seorang pengemis sedang meminta-minta. Ketika itu aku mendapati sepotong roti gandum tengah berada di genggaman tangan Abdurrahman (salah seorang putranya), lalu aku pun memintanya untuk aku berikan kepada pengemis itu.”
Dengan semua ‘survei ibadah’-nya, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda, “Bergembiralah engkau (wahai Abu Bakar Ash Shiddiq) dengan surga.”
Mendengar sabda Rasulullah SAW, Umar ra menghela nafas seraya berkata, “Oh.. betapa indahnya surga.”
Namun selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam mengucapkan perkataan yang membuat Umar merasa lega. Melalui sabda tersebut Umar pun menyadari bahwa segala kebaikan seolah memang telah tertulis untuk didahului oleh Abu Bakar Ash Shiddiq.
Dalam sebuah riwayat, dijelaskan sabda Rasulullah saw yang melegakan Umar ra sebagai berikut: “Semoga Allah menyayangi Umar, semoga Allah menyayangi Umar, sebab segala kebaikan yang diinginkannya telah didahului seluruhnya oleh Abu Bakar.”
Embun Kids lihat sediri kan, betapa besar semangat ibadah yang ditunjukkan sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq? Saat hampir semua sahabat baru memaksimalkan pagi hari (subuh) mereka dengan sholat malam dan sholat subuh berjamaah, Abu Bakar Ash Shiddiq telah ‘melengkapi’ semangat ibadahnya dengan berpuasa, menjenguk orang sakit, dan bersedekah.
Nah, kalau setiap subuh ada malaikat yang menilai ‘perlombaan kebaikan’ para manusia seperti apa yang dilakukan Rasulullah subuh itu, kalian tentu ingin menjadi pemenang, kan? Maka, mari berkompetisi, mari berprestasi!

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Powered by Blogger.